Wed, Feb 23rd 2011, 09:15
LHOKSUKON - Ratusan warga dari Desa Mulieng Manyang, Mulieng Meucat dan Babah Lueng, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Selasa (22/2) sekitar pukul 10.10 WIB menghadang lima truk pengangkut galian C jenis batu gajah di kawasan tersebut. Sebab, warga khawatir jika aktivitas penambangan galian C tak dihentikan, akan memicu erosi dan banjir kawasan itu.
“Sebab mulai tahun 2010, keuchik dan tokoh masyarakat di Kemukiman Beureughang sudah sepakat tak boleh memberi izin penambangan galian C di tiga desa itu. Karena warga memanfaatkan air Krueng Mulieng untuk mengairi sawah mereka,” jelas Keuchik Mulieng Manyang, Bukhari kepada Serambi, kemarin. Sehingga, jika hal itu dibiarkan sangat berpotensi jalan di kawasan itu rusak dan menimbulkan erosi di sungai setempat.
Pada Senin (21/2) sore, lanjutnya, warga melihat satu truk membawa beko yang diduga untuk menambang kembali galian C jeni batu gajah di kawasan itu. Lalu, pagi kemarin warga langsung menuju ke lokasi untuk memastikan dugaan itu. “Ternyata memang benar bahan galian C dikawasan itu diambil lagi. Sehingga, ratusan warga dari tiga desa itu langsung menghadang lima truk yang sedang mengangkut batu gajah tersebut,” terang keuchik.
Dijelaskan, beruntung ketika warga menyampaikan hal itu kepada para sopir, mereka tak memprotesnya. Sehingga tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Dalam musyawarah dengan pihak pengangkut galian C itu, mereka mengaku tak akan melakukan lagi aktivitas galian C di kawasan itu,” terang keuchik.
Kemudian, sekitar pukul 12.00 WIB warga melepas kelima truk itu dan alat berat jenis beko dibawa pulang. “Namun, jika warga menemukan lagi ada aktivitas galian C di kawasan itu, warga akan melakukan tindakan sendiri,” ancam keuchik didampingi warganya.(c37)
Sumber : Serambinews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar