Fri, Mar 18th 2011, 08:57
LHOKSUKON - Pemerintah Pusat diminta untuk mengubah status Pelabuhan Krueng Geukuh dari kelas II menjadi pelabuhan yang bisa menerima lima jenis barang impor. Kelima jenis barang itu adalah tekstil, makanan, mainan anak-anak, alas kaki, dan barang-barang elektronik.
“Sejak tahun 2009 sampai sekarang kita terus minta ke Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perekonomian di Jakarta untuk memasukkan Pelabuhan Krueng Geukueh menjadi sebuah pelabuhan yang bisa menerima lima jenis barang impor itu,” ujar Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh Utara, Fadhli, kepada Serambi, Kamis (17/3), kemarin.
Dikatakan, surat permintaan perubahan status pelabuhan itu juga dikirimkan oleh Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid, kalangan DPRA, dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. “Sudah dua tahun berturut-turut kita minta agar pelabuhan itu bisa menerima lima jenis barang impor. Bahkan, saya juga sudah sampaikan persoalan ini ke anggota DPR RI asal Aceh, Muhammad Azhari beberapa waktu lalu. Namun, sampai saat ini belum ada respons dari pusat,” ujar Fadhli.
Saat ini, menurutnya, pelabuhan yang bisa menerima kelima jenis barang impor itu yaitu Pelabuhan Batam, Papua, Belawan Sumatera Utara, Tanjung Priok Jakarta, dan Tanjung Perak Semarang. “Tak ada satu pun pelabuhan di Aceh yang bisa menerima kelima jenis barang impor itu. Padahal, Aceh Utara dan Langsa sudah berkali-kali minta agar pelabuhan kita bisa menerima kelima jenis barang impor itu,” timpalnya.
Sementara anggota DPR RI asal Aceh, Muhammad Azhari yang dihubungi terpisah menyebutkan dirinya dalam waktu dekat akan mempertanyakan mengapa pelabuhan di Aceh tak dimasukkan dalam pelabuhan yang bisa menerima lima jenis barang impor itu ke Menteri Perekonomian Hatta Radjasa.
Komoditi ekspor
Data dari Disperindag Aceh Utara memperlihatkan sepanjang tahun 2010 hanya kelapa bulat dan cokelat yang diekspor dari Aceh Utara ke Thailand dan Malaysia. “Total pinang yang diekspor tahun 2010 hanya 226.700 kilogram (226 ton lebih) sedangkan coklat hanya 72 ton. Tahun 2011, baru kelapa yang diekspor sebanyak 354 ton ke Thailand,” sebut Fadhli.(c46)
Sumber :Serambinews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar